Selasa, 15 November 2011

Who Moved My Cheese

 Kemarin tanggal 21 Oktober 2011 ada kelas motivasi. Lumanyan dapet gratisan lagi. Pada acara motivasi itu bagaimana kita bisa survive dalam bekerja. Pada kesempatan itu juga, sang motivator menyampaikan isi buku “who move my cheese”. Pada buku itu, keju diibaratkan nasabah/market kita. Dan ada dua team karanter. Yang pertama kelompok tikus dan yang kedua kelompok manusia. Pada dasarnya kedua kelompok ini mempunyai aktifitas yang sama, yaitu setiap pagi jogging berkeliling labirin untuk mencari sepotong keju.  Mereka melakukan itu berlang-ulang setiap harinya. Dan pada suatu hari, manusia menemukan suatu ruangan yang peeeennnnuuuhhh dengan keju. Akhirnya manusia merasa puas, karena apa yang diimpikannya dan hasil kerja kerasnya membuahkan hasil. Dengan keadaan seperti itu, manusia merasa puas dan mulai meninggalkan kebiasaan lamanya, yaitu berkeliling labirin untuk mengumpulkan keju yang terjatuh. Tetapi tidak dengan si tikus, walaupun tikus mengetahui lokasi ruangan yang berisi keju dia terus saja berkeliling labirin. 

Dan pada suatu pagi yang cerah, keju yang telah menggunung semua telah lenyap, habis tak bersisa. Bagai disambar petir disiang bolong, si Nam amat panik, dia berjanji akan terus menunggu hingga kejunya kembali. Walaupun pada awalnya Nem mau menemain Nam, karena badannya yang tidak sebesar Nam, akhirnya Nem memutuskan untuk kembali ke aktifitas lamanya, yaitu berkeliling labirin. Dengan sabar Nem menyusuri labirin hingga akhirnya dia menemukan sebuah ruangan yang aaaaammmmmmmaaaaaaatttt bessar dan tentu saja itu berisi keju. Tetapi Nem bukanlah yang pertama menemukan keju – keju tersebut. Disana sudah menunggu 2 ekor tikus yang tetap semnagat menyusuri labirin. Walaupun mereka bisa berbagi keju, tetapi semua saling menghargai dan menghormati. Dan juga mereka tidak akan meninggalkan ke bisaan lamanya, yaitu menyusuri labirin untuk memperoleh keju – keju yang lainnya.

Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa semua hasil kerja keras kita akan sia – sia jika kita lalai untuk me-manage itu semua. Dimana kita telah bersusah payah mendapatkan keinginan kita, tetapi karena kita merasa puas dan akhirnya lalai pada hal sepele, maka kesempatan emas yang telah kita peroleh akan terbuang sia – sia.
Btw cerita diatas bukan ide cerita saya sendiri, tetapi berdasarkan sharing dari seminar motivasi. Dimana saat itu motivator membuat resensi buku yang berjudul (Kalo gak salah) “Who Move My Cheese”. Dalam kisah berikut bukan semata hanya untuk marketing, tetapi bila kita resapi maknanya, itu semua bisa kita kaitkan dengan semua bidang pekerjaan kita, so jangan mudah puas dan terlena sama apa yang sudah kita peroleh, tetapi kejar terus semua impian kita, jangan abaikan kebiasaan baik kita, dan jangan pernah lupa untuk bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar