Rabu, 23 November 2011

Petani VS Pemburu

Petani dan Pemburu. Dua orang yang berbeda dalam mencari rejeki tetapi tetap ada perbedaannya. Mari kita bedah perbedaannya (sharing dari Pak Dio Martin). Ada sebuah kisah, tinggal 2 orang keluarga. Keluarga yang pertama memutuskan untuk menjadi seorang petani dan yang satu lagi memutuskan untuk menjadi seorang pemburu. Pada periode awal waktu petani merasa bahwa dia sudah sukses, karirnya jelas, tempat kerjanya tetap, dan penghasilannya tetap. Petani merasa diatas angin, hidupnya semakin membaik dari hari kehari, yang semula petani, kini sudah menjadi mandor tani. Berbeda dengan pemburu, dia hampir putus asa dengan pilihannya, pekerjaan yang hasilnya tidak menentu, karena hasilnya tergantung dari kerja kerasnya dia untuk berburu didalam hutan. Tetapi pemburu tidak putus asa, dia berburu keluar masuk hutan, selalu mengasah kemampuan dan instingnya untuk sehingga dia dapat menemukan hal – hal dan ide baru untuk meningkatkan hasil buruannya dan berburu secara efisien dan efetif. 



Akhirnya sang petani jenuh dan mulai frustasi. Dia mulai meninggalkan pekerjaannya, luntang lantung kesana kemari. Dan akhirnya petani memutuskan berkunjung ke rumah pemburu. Alangkah terkejutnya si petani melihat pemburu yang tadinya hidup melarat dan serba kesusahan kini menjadi serba berkecukupan. Keadaan ini kebalikan dari petani, yang semula serba kecukupan, kini mulai curat marut. Akhirnya petani ingin memutuskan untuk menjadi seorang pemburu karena tergiur setelah melihat kesuksesan dari si pemburu.

Setelah beralih profesi, si petani tetap saja selalu menemukan kegagalan. Dan kegagalan demi kegagalan itu malah membuatnya makin frustasi. Akhirnya petani menanyakan cara jitu untuk dapat sukses deperti pemburu. Tetapi pemburu berpendapat lain. Pemburu menilai bahwa petani tidak akan pernah bisa berhasil walaupun bearlih profesi menjadi apapun. Karena pola pikir petani yang tidak berubah. Dia hanya lari dari persoalan dan berharap sukses dengan cara mudah, bukan dihadapai untuk melawati tahap sulit dan membuatnnya 1 tingkat dari semula. Tidak dengan pemburu yang selalu dinamis dan selalu melakukan perubahan terus menerus untuk memperoleh hasil yang maksimal denga cara seefesien mungkin. Pemburu selalu menciptakan peluang bukan seperti petani yang selalu mencari peluang. Dan akhirnya petani sadar akan hal itu.

Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa orang yang sukses adalah orang yang dinamis, tidak terpaku pada sesuatu rutinitas yang suatu saat bisa membunuhnya tetapi yang selalu belajar dan membangun pengalaman – pengalaman tentang hal baru. Karena peluang itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi peluang akan terus ada karena kita yang menciptakannya dan dapat memanfaatkan segala sesuatunya menjadi goal...

Selasa, 15 November 2011

Who Moved My Cheese

 Kemarin tanggal 21 Oktober 2011 ada kelas motivasi. Lumanyan dapet gratisan lagi. Pada acara motivasi itu bagaimana kita bisa survive dalam bekerja. Pada kesempatan itu juga, sang motivator menyampaikan isi buku “who move my cheese”. Pada buku itu, keju diibaratkan nasabah/market kita. Dan ada dua team karanter. Yang pertama kelompok tikus dan yang kedua kelompok manusia. Pada dasarnya kedua kelompok ini mempunyai aktifitas yang sama, yaitu setiap pagi jogging berkeliling labirin untuk mencari sepotong keju.  Mereka melakukan itu berlang-ulang setiap harinya. Dan pada suatu hari, manusia menemukan suatu ruangan yang peeeennnnuuuhhh dengan keju. Akhirnya manusia merasa puas, karena apa yang diimpikannya dan hasil kerja kerasnya membuahkan hasil. Dengan keadaan seperti itu, manusia merasa puas dan mulai meninggalkan kebiasaan lamanya, yaitu berkeliling labirin untuk mengumpulkan keju yang terjatuh. Tetapi tidak dengan si tikus, walaupun tikus mengetahui lokasi ruangan yang berisi keju dia terus saja berkeliling labirin. 

Dan pada suatu pagi yang cerah, keju yang telah menggunung semua telah lenyap, habis tak bersisa. Bagai disambar petir disiang bolong, si Nam amat panik, dia berjanji akan terus menunggu hingga kejunya kembali. Walaupun pada awalnya Nem mau menemain Nam, karena badannya yang tidak sebesar Nam, akhirnya Nem memutuskan untuk kembali ke aktifitas lamanya, yaitu berkeliling labirin. Dengan sabar Nem menyusuri labirin hingga akhirnya dia menemukan sebuah ruangan yang aaaaammmmmmmaaaaaaatttt bessar dan tentu saja itu berisi keju. Tetapi Nem bukanlah yang pertama menemukan keju – keju tersebut. Disana sudah menunggu 2 ekor tikus yang tetap semnagat menyusuri labirin. Walaupun mereka bisa berbagi keju, tetapi semua saling menghargai dan menghormati. Dan juga mereka tidak akan meninggalkan ke bisaan lamanya, yaitu menyusuri labirin untuk memperoleh keju – keju yang lainnya.

Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa semua hasil kerja keras kita akan sia – sia jika kita lalai untuk me-manage itu semua. Dimana kita telah bersusah payah mendapatkan keinginan kita, tetapi karena kita merasa puas dan akhirnya lalai pada hal sepele, maka kesempatan emas yang telah kita peroleh akan terbuang sia – sia.
Btw cerita diatas bukan ide cerita saya sendiri, tetapi berdasarkan sharing dari seminar motivasi. Dimana saat itu motivator membuat resensi buku yang berjudul (Kalo gak salah) “Who Move My Cheese”. Dalam kisah berikut bukan semata hanya untuk marketing, tetapi bila kita resapi maknanya, itu semua bisa kita kaitkan dengan semua bidang pekerjaan kita, so jangan mudah puas dan terlena sama apa yang sudah kita peroleh, tetapi kejar terus semua impian kita, jangan abaikan kebiasaan baik kita, dan jangan pernah lupa untuk bersyukur.

Minggu, 06 November 2011

The Past & The Future

I dont think this not ganna make it, but lets keep it try. I think its a hard way. But i must to keep going with it, no matter how hard this way no matter how imposibble. Gw rasa gw gk usah nulis yang satu itu..

Right, changes topik, finally project majalah hampir selesai, tapi gw ngerasa kurang puas, you know what? Kontribusi gw disana gk banyak, just take a picture, choose a right picture for right momen. But next edition,  i must do more then last. 

By the way, kok ruangan ini beraroma pete. Sapa yang makan pete? Tapi pete itu baik buat kesehatan, buat yang sudah buang air kecil, pete bisa membantu melancarkan buang air kecil, tapi saat ini gw belum bisa nemu data-data tsb. Tapi gw pengen bisa ngbahas pete buat majalah edisi selajutnya. Yah walaupun termasuk sayuran kampung. But i think its nice to share.. i hope it makes a good articles.

Selasa, 01 November 2011

Senyum, Salam, Sapa, dan Terima Kasih

Senyum, Salam, & Sapa
Setelah saya bergabung dengan salah satu perusahaan di Jakarta, berangkutan dengan menggunakan taxi bukanlah jadi sesuatu hal yang tabu lagi, kalau dihitung – hitung sebulan bisa menggunakan jasa taxi 1 kali. Yang biasanya canggung atauoun deg – degan, kerap kali saya rasakan. Mungkin karena takut ongkosnya kurang, mahal, dan lain – lain. Tetapi sekarang sudah mulai terbiasa. 
Tetapi saya mulai merasakan ada beberapa perbedaan, antara taxi yang beroperasi di siang hari, dan taxi yang beroperasi pada waktu subuh. Yang saya rasakan adalah keramahan dari pengemudi taxi tersebut. Biasanya taxi yang beroperasi pada siang hari supirnya “ jutek “, mungkin karena tingkat stres yang tinggi, mengingat kemacetan di Jakarta sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Tetapi itu bukanlah alasan untuk menjadi jutek. Tetapi taxi yang beroperasi di waktu subuh berbeda, beeegiiitu ramah. Sehingga kita tidak merasakan ngantuk ataupun jenuh. Sepanjang jalan kita disajikan dengan obrolan ringan bahkan banyak informasi baru yang kita terima. 

Disini saya bisa membedakan mana pengemudi taxi yang hangat, dan mana yang dingin, bahkan acuh. Sudah dapat dipastikan, pengemudi taxi yang ramah adalah pengemudi taxi yang ketika  kita masuk, kita akan ditatap dilengkapi dengan sapa, setalah itu dengan senyum menanyakan tujuan kita. Dan apabila kita duduk dikursi belakang, kita masih bisa merasakannya, yaitu dengan intonasi yang lembut. Pengucapan intonasi dapat menggambarkan eksperisi muka ataupun perasaan kita. Dengan begitu kita bisa bersikap sebagaimana mestinya. Dan biasanya ketika kita sampai ketujuan, pengemudi taxi tersebut akan mengucapkan “ terima kasih “ 

Dari cuplikan kisah yang saya jabarkan, kita bisa lihat betapa pentingnya senyum, salam, dan sapa. Tetapi akan sempurna bila kita ucapkan “terima kasih”. Jika semua itu dilakukan dengan tulus dan ikhlas, maka semua yang pernah kita layanin akan rindu dan selalu mencari kita. Itu yang membedakan seseorang. Bukan dari wajah yang rupawan, postur tubuh yang atletis, yang pintar, tetapi sikap kita yang baik, yang santun, yang ramah, yang akan membuat kita lebih berharga dari siapapun.