Alhamdulillah kita bisa turun menyusuri anak tangga itu. Tapi kita gak langsung ke jeep, tapi gue ma Uthi kongkow dulu deket penjaja makanan & minuman sambil kenalan sama peserta yang laen (tapi sayang gw sekarang lupa namanya.. hehehehehe..). Ternyata disitu ada yang berprofesi sebagai guru SLTP, ya udah di ceritain deh aktifitasnya. Dan yang bikin gw ngakak waktu doi bilang "seru loh ngajar disitu. Anak-anak SMP (baca : SLTP) kaya ABG nanggung. dibilang dewasa belom, tapi udah udah remaja, tapi juga kelakuan masih pada kaya bocah" hmmmm.. gw ngebayanginnya lucu juga nih, dan yang gw bayangin juga tuh anak-anaknya pasti ada yang alay gitu.. hehehehe.. maaf ya guys.. v(^_^)v
Akhirnya kita tertawa lepas bersama, emang suasana saat itu udah pas dan gak ada yang bisa lagi nahan kita semua buat tertawa dan bergembira. Sambil tertawa dan bergimbara sembari menikmati pop mie hangat dan juga minuman hangat kopi, teh, bandrek, atau bajigur, gw nsngkep momen yang pas, gw liat ada cahaya emas dateng dari balik bukit, gw pikir itu golden sunset. Tanpa pikir panjang gw langsung aja semua untuk berpose buat mengabadikan momen itu bersama golden sunset yang kita dapat. Sumpah ya, itu cahaya emasnya keren banget, datang dan berhembus halus kaya aurora bermandikan emas atau bisa dibilang kaya sehelai kain emas yang mendesir datang. SubhanaAllah. takjub gw ngeliatnya. Ok, next hunting Aurora, thats my dream. Aamiin.. Aamiin.. Aamiin..
Puas bersantai dan ramah tamah, akhirnya rombongan merangsek turun, kami jalan agak cepat, karena langit mulai gelap dan mentari sudah mulai terlelah untuk melihat di hari itu. Akhirnya kami menuju penginapan yang berada di bukit seberang. Walaupun rombongan cukup banyak, tapi gw akui tour ini sangat rapi, dan kami pun tidak kesulitan dan kerepotan untuk pembagian kamar. Perjalanan kembali memasuki jalan setapak dan jalan yang belukar. Naik turun, hingga beberapa manuver dilakoni, tak jarang kita berpegangan di tiang dalam mobil, ditambah kegelapqn mulai menyerbu yang ditemani oleh desir angin gunung yang berhembus, membuat suasana agak mencekam. Alhamdulillah beberapa saat kemudian gemerlap lampu komplek villa mulai menerangi,membuat hati sedikit lega.
Willis masih meliuk-liuk mengikuti irama jalan setapan di komplek perumahan. Sudah mulai rame rupanya, ya gak heran, karena hari ini pas hari Sabtu, bertepatan dengan akhir pekan, jadi gak heran kalo rame. Akhirnya willis pun berhenti, menandakan rombongan kita sudah tiba di deretan villa yang di sewa. Lokasi villa tempat kita menginap berada di sebuah jalan besar dan kebetulan berderet di sisi kanan jalan. Unit yang saya tempati berada aga kedalam, karena di dpannya masih ada 2 unit yang diisi olehn beberapa panitia dan driver Willis. kebetulan gw 1 unit sama ketua rombongan, Elyudien a.k.a Mas Ago, itu nama yang gw dapet dari salah satu panitia - Riki namanya. Gw kirain Mas Elyudien sendirian, ternyata doi ngajak istrinya, kalo gak salah namanya Mbak Indri. dan gw liat dari penampilannya, pasangan ini emang udah sering adventure, dan memang benar, ternyata Mas Elyudien emang hobi adventure, terutama daerah Gunung. Okeh, akhirnya gw masuk di villa, Villa sederhana dengan 4 kamar tidur dan 2 kamar mandi, lengkap dengan 2 set sofa dan tungku perapian untuk menghangatkan badan. Ya, seperti biasa, gw agak sumpek kalo tidur di kamar, alhasil gw tidur di sofa, itu dibantu sama sarung dan kaos kaki. oh Iya, ditiap kamar ada 2 temoat tidur, dqn bisa diisi sampe 6 orsng, berarti tergantung penghuni kamarnya aja gimana ngatur posisi tidur.. hehehehe.. karena ada 4 kamar, jadi di split 2, 2 kamar untuk cowo dan 2 kamar untuk cewe.
setelah beberes dan perut terasa lapar, kita bertiga keluar nyari makan. walaupun ada beberapa warung, tapi menu yang di sajikan tidak banyak fariasinya. kebanyakan masakan yang cukup cepat saji, seperti Nasi Goreng, mie goreng, mie rebus, nasi rames dan lainnya. Akhirnya kita bertiga masuk ke salah satu warung, cukup sederhana dengan interior yang didominasi oleh kayu dan berdinding anyaman bambu (gw gak tau apa namanya..behehehe..) seperti warung makan pada umumnya, di dalam tersusun rapi meja dan kursi yang berukuran panjang jadi bisa menampung pengunjung cukup banyak. Gak ketinggalan beberapa botol yang isinya saos sambal, kecap, cuka dan cabe racikan. Ada juga beberapa bungkus krupuk yang di rapihkan kedalam keranjang berbentuk segi empat. Dari beberapa meja makan terdengar sayup-sayup canda tawa yang riang, tanpa perlu melihat langsung, kita bertiga tau kalo pengunjung warung ini adalah anak-anak muda dan dari beberapa rombongan yang sama. Okeh selesai mengamati sekitar.. perut udah laper banget cuy..
setelah beberes dan perut terasa lapar, kita bertiga keluar nyari makan. walaupun ada beberapa warung, tapi menu yang di sajikan tidak banyak fariasinya. kebanyakan masakan yang cukup cepat saji, seperti Nasi Goreng, mie goreng, mie rebus, nasi rames dan lainnya. Akhirnya kita bertiga masuk ke salah satu warung, cukup sederhana dengan interior yang didominasi oleh kayu dan berdinding anyaman bambu (gw gak tau apa namanya..behehehe..) seperti warung makan pada umumnya, di dalam tersusun rapi meja dan kursi yang berukuran panjang jadi bisa menampung pengunjung cukup banyak. Gak ketinggalan beberapa botol yang isinya saos sambal, kecap, cuka dan cabe racikan. Ada juga beberapa bungkus krupuk yang di rapihkan kedalam keranjang berbentuk segi empat. Dari beberapa meja makan terdengar sayup-sayup canda tawa yang riang, tanpa perlu melihat langsung, kita bertiga tau kalo pengunjung warung ini adalah anak-anak muda dan dari beberapa rombongan yang sama. Okeh selesai mengamati sekitar.. perut udah laper banget cuy..
dalam warung itu ada beberapa orang yang menyediakan makanan dan melayanin pengunjung, akhirnya kita panggil salah seorang
"Mas, pesen nasi goreng 2 sama mie rebus 1. minumnya teh manis panas 3"
Tanpa senyum dan berkata apa-apa, dia ngeluyur aja langsung ke dapur dengan membawa pesanan kita. gw ngerasa ada yang aneh, dan itu juga dirasain sama Uthi & Fanny. tapi ya sudah lah, EGP alias Emang Gw Pikirin, yang penting makan dulu.. hehehehe.. sambil menunggu pesanan tiba, kita ngobrol-ngobrol dan sesekali kita mengamati pengunjung warung juga suasana warung itu. Dan gw ngeliat ada sesuatu yang menjadi jawaban dari kebingungan kita semua. Di warung itu tertulis "Warung Ibu Juju" OMG rupanya IBU? iya, itu yang kita panggil Mas, ternyata Ibu Juju. Pantes aja kita dapet perlakuan kaya gitu. Bukannya nyesel udah salah manggil, tapi kita malah ngakak. Lah, wong bodynya kaya cowo gitu, tapi emang agak gemulai sih. Dan akhirnya pesanan tiba tanpa basa basi kita santap dah, pas banget, dingin-dingin gini makan yang anget-anget. ak perlu waktu lama, semua makanan habis tak bersisa.. hehehehe.. Bayar trus langsung balik ke villa. Sebenernya sepanjang jalan menuju villa banyak toko-toko souvenir, tapi emang kita kaga niat beli, bukan karena gw punya duit, tp lebih karena lagi cekak.. hahahahaha..
Perasaan gw baru tidur sebentar, tapi udah dibangunin aja, dan gw liat jam ternyata baru jam 2. OMG, mau dibawa kemana kita? diculik, trus disiksa, trus dipotong-potong, trus dijadiin pakan ternak? tidaaaaaaaakkkkkk.. Tapi, alhamdulillah bukan itu run down nya, tapi kita berburu sunrise di bukit apa itu gw lupa namanya, kita semua nzik lagi ke willis, willis yang tiba-tiba serasa kulkas untuk kita tumpangi, tapi ya mau gimana lagi, cuma itu kendaraan kita. Willis kembali meliak-liuk, bermanuver naik turun karena jalan yang memang diperuntukan untuk willis. Disepanjang jalan banyak wisatawan yang ikut berburu sunrise, dari yang berjalan kaki, berkendaraan motor, mobil pribadi, sampe willis yang kaya kita tumpangi. Rute yang dilalui ternyata lewat depan pura yang sore tadi kita lewati, dan cukup jauh juga jalan menuju bukit. Dalam dingin, gelap dan sedikit lapar, hehehehe.. kita masih menyusuri jalan, demi melihat sunrise.
Akhirnya Willis berkumpul dengan teman-temannya. Diaterparkir rapih dijalan menuju penanjakan, dan kami pun turun lalunmenyusuri jalan beraspal yang sudah basah oleh guyuran hujan semalam. Tak terlihat jelas apa yang ada jauh di kiri kanan kami, yang ada hanya waruhg dan tebing. Kami beriringan dengan pakaian anti dingin yang telahh kami kenakan sejak berada di villa, tapi itu tidak berbuat banyak, rasa dingin masih tetap membelai kami dengan lembut. Tanpa terasa akhirnya kita telah tiba di gerbang selamat datang dan terdapat 3 tiang kecil yang menutupinya seakan berpesan bahwa yang diizinkan masuk hanyalah pendaki, bukan kendaraan bermotor ataupun willis. Jalan yang semula beraspal, kini berubah menjadi pijakan anak tangga dan dikombinasi dengan batu alam, sungguh apik dan kontras dengan nuansa hutan. Tanpa terasa kita telah tiba diujung jalan dan disininsudah berkumpul banyak orang. Coba menyadari keadaan sekitar, ternyata ada beberapa gazibu dan tempat untuk menyaksikan sang fajar. Tempat itu tersusun bak laksana teather, iya memang cocok untuk melihat drama sang mentari yang akan nampak dan menghangatkan sekelompok wisatawan yang sudah siap untuk dihangatkan oleh sinar dan wajahnya. Tampaknya kita masih diminta untuk bersabar, karena gw tau ini masih malam dan terlalu dini untuk mentari menunjukkan wajahnya. Tak sabar, gw coba berkeliling, maksud hati untuk mengurangi dingin dan melihat sekitar, tapi apa daya, suasana gelap, hanya sedikit cahaya yang ada, terdengar sayum-sayum logat bahasa asik, dan gw tengok ternyata ada beberpa kelompok wisatawan mancanegara, lengkap dengan pemandunya. Kebetulan ada sebuah api unggun, ya udah kita menepi disana, numpang memanaskan diri sambil berjongkok. Alhamdulillah sang dingin sudah sedikit mengurangi belaiannya, dan nampaknya sudah mulai persiapan mentari menampakkan wajah dan kita berpindah hke tempat duduk teather, kebetulan masih dapet tempat. 
kita semua menantinya dan warna hitam sedikit demi sedikit sudah mulai beruubah menjadi abu-abu, walaupun di ufuk timur warna itu berada, namun sang mentari belum juga berani menampakkan wajahnya. Para pemburu momen yang sudah berbaris rapih dengan peralatan lengkap senjatanya tetap sigap tanpa mau menyia-nyiakan setiap momen yang nampak. Dan akhirnya kita semua sadar bahwa mentari masih malu untuk tampak dihadapan kita semua, ia masih mengintip dibalik lebatnya kabut yang menutupi bukit itu. Dan nmemang benar, dia masih malu, namun dia masih sempat untuk meninggalkan jejak cahaya dan kehangatannya. Akhirnya kita bergerak turun, dan di kiri dan kanan sudah mulai nampak siluet dari batang phon, rupanya jauh disana adalah hutan, terlihat samar-samar bayangan pohon mahoni, pinus, cemara, dan lainnya. Mengintip manja dibalik kabut embun yang sedari tadi menemaninya. Momen yang cukup pas untuk berfoto, dan kita tidak menyia-nyiakannya,beberpa pose sempat kita abadikan. Sedikit ide iseng menggelitik, kita mau berfoto dengan bule, akhirnya sepasang paruh baya melintas, dan dengan sapaan ramah "excuse me Sir, may i take picture with to of you?"
"yes of course". "Natali, come here" panggil sang turis kepada pasangannya, kita berfoto beberapa momen. ya walaupun agak sedikit kendala, karena banyak yang lalu lalang, tapi sang turis sempet memberi ruang, sampai akhirnya kita bisa mengambil momen itu. Ok, just say thax dan berjabat tangan. Lalu apa selanjutnya, foto itu gw jadiin bahan kalo gw pernah ke Swiss.. hahahahahha.. Kita lanjut foto sebentar, mumpung pemandangannya lagi bagus banget. Hutan pinus dengan ditemani kabut putih, Subhanallah keren banget. selesai foto, kita bergerak menuju willis, karena kita masih punya agenda lainnya. Ternyata panitia agak kesulitan buat ngumpulin peserta, soalnya ID yang di kasih pada gak di pake, akhirnya pada kalang kabut dah. Sambil nunggu yang lain, kita manfaatin waktu buat jajan dan foto-foto tentunya. Beberapa Willis sudah mulai bergerak turun, dan sampe akhirnya willis kita yang terkahir, yup karena si kuartet bocah itu belom pada balik, ya udah salah satu panitia BT di buatnya, ya namanya juga bocah.. hehehehe..
sampelah kita di Villa, sarapan sebentar kemudian lanjut siap-siap pulang. Kita semua berberes merapikan kembali semua barang bawaan kita. Setelah selesai, kita bernagkat lagi menuju pasar berbisik, karena semalem abis ujan, jadi pasirnya tuh udah mulai padet, jadinya udah gak debu lagi dah gitu enak buat maen disana. Seperti berada di sebuah pantai tanpa laut, suasana hati tuh seneng banget, dan tentu aja foto lagiiiiii.. hehehhehe.. beberapa saat kemudian kita foto bersama untuk mengabadikan momen untuk mengenang kebersamaan kita semua di bromo savana ini, willis dibariskan rapi, seolah gak mau kalah dengan kita-kita yang sedari tadi bersiap untuk berfoto. 1.. 2.. 3.. cepret.. cepret.. banyak kilatan lampu blits dan suara shutter kamera yang terpasang di depan rombongan kami. Selesai disana, kami semua bergerak pulang dengan rute yang sama, lewat pasir berbisik, bukit teletubie, desa ngadas dan tiba di malang. Kita tiba di malang kurang lebih pukul 11.00, jadi masih bisa makan siang, beberes, mandi, cari oleh-oleh, soalnya Matarmaja yang akan kita tumpangi baru berangkat pukul 14.15. Tadinya mau csri oleh-oleh di pusat jajanan, tapi ribet, soalnya angkot disana gak pake nomor, cuma ada tulisan AGB,BAG, DCA dan lainnya, gw gak tsu ys itu artinya apa, karena udah cape juga, jadi gak mau mikirin begituan deh. Skhirnya beli disamping stasiun aja, trus beli logistik untuk di kereta dan diakhiri menunggu di ruang tunggu. Sempet tertidur, dan kaget ternyata kereta sudah siap di jalurnya, kita masuk dan mencari tempat duduk yang tertera pada tiket, beres semua, alhamdulillah kereta kosong. Tepat pukul 14.15 kereta bergerak meninggalkan stasiun Malang, dengan begitu juga trip Bromo Savana yang menyenangkan berakhir. Semula gw kira kereta bakal kosong sampe Jakarta, kaya waktu berangkat, ternyatalebih penuh dan sesak, sampe - sampe gw gak bis tidur dengan posisi yang enak, ya udah gpp yang penting enjoy. Ya walaupun gak bisa istirahat dikereta, tapi gw masih bixa ngobrol sama panitia dan temen yang lainnya. Suasana di kereta kali ini lebih hangat dan cari, gak kaya waktu berangkat yang masih pada kelompoknya, yang sekarang sudah mulai berbaur, jadi waktu temouh Jakarta - Malang yang notabene kereta sudah penuh sesak masih bisa gw nikmatin
Akhirnya tiba di St. Senen sekitar pukul 09.25 ya udah kita semua berpisah, dan gw sama uthi misah menuju rumah masing-masing, dan gw meuju terminal lanjut naej bus meuju Tangerang dengan menumpang bus 106 AC, naek langsung tidur, untung bus sepi, bisa jadi karna hari itu bertepatan dengan hari senin, dimana semua orang sudah beraktifitas kerja dan sekolah, sedangkan gw pulang dan istirahat. Tiba di rumah tidur oun dilanjutkan, belom bongkar isi tas, langsung tidurrrr.. yup selesai sudah Trip ini. dan terima kasih untuk Dal Adventure yanag menyediakan perjalanan yang cukup rapih jua Uthi yang gak banyak ngekuh.. hahahahaha..
nantikan perjalanan saya selanjutnya..
salam - Dubak
